Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes

Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes - Hallo sahabat https://clesteesinn.blogspot.com/, Pada sharing Informasi kali ini yang berjudul Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes, saya telah menyediakan Informasi Terlengkap Untuk Anda. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia Informasinya.


Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes

Selamat datang di softilmu, blog pengetahuan yang berbagi dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi tentang Filum Platyhelmintes, beberapa topik utama yang akan kami bahas antara lain adalah Pengertian Platyhelminthes, Struktur dan Fungsi Tubuh Platyhelminthes, Sistem Organ Platyhelminthes, Ciri-Ciri platyhelminthes, dan Klasifikasi Platyhelminthes.

A. PENGERTIAN PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes adalah kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih. Secara bahasa platyhelminthes berasal dari dua kata bahasa yunani , yaitu “Platy” yang artinya pipih dan “helmin” yang artinya cacing. Platyheminthes biasanya hidup bebas di laut atau di air tawar, adapula yang hidupnya parasit. Cacing ini kebanyakan bersifat hemafrodit, yaitu memiliki dua kelamin, jantan dan betina, dalam satu tubuh. Namun demikian mereka tetap melakukan perkawinan antara 2 individu. Platyhelmintes tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaannya tidak sempurna, karena mereka belum mempunyai anus.
Ukuran tubuh Platyhelminthes beranekaragam, mulai dari ukuran yang hamoir mikroskopis hingga yang panjangnya dapat mencapai 20m. Tubuh Platyhelmintes simetri bilateral, artinya bagian tubuh yang sama didestribusikan secara merata dari pusat tubuh.

B. STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes merupakan hewan yang tidak memiliki rongga tubuh sehingga disebut hewan aselomata. Tubuhnya tersusun oleh tiga lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm). Dinding tubuh bagian luar disebut epidermis dan ditutupi oleh sel halus yang bersilia. Lapisan dalam tersusun oleh otot yang berkembang dengan baik. Pada ujung tubuhnya terdapat kepala yang tumpul atau membulat, sedangkan pada ujung lainnya terdapat bagian ekor yang meruncing.
STRUKTUR TUBUH PLATYHELMINTHES
Pada bagian ujung depan tubuhya terdapat bagian sensorik yang dapat merespon perubahan lingkungan dengan cepat. Dengan bagian sensoriknya, yang juga merespon terhadap cahaya dan zat kimia, hewan ini dapat bergerak menuju sumber makanan dengan cepat. Platyhelminthes juga memiliki mulut, faring, dan usus yang berperan dalam sistem pencernaan, ia tidak memiliki anus sehingga sisa makanan akan dikeluarkan kembali melalui anus. Sistem saraf berbentuk seperti tali dengan pusat pada ganglion otak di bagian depan tubuhnya. Sistem eksresi berbentuk dua saluran dan akan bermuara pada pori-pori tubuh, pusat dari saluran eksresi merupakan sel api yang memiliki silia dan ketika silia tersebut bergerak sel ini akan terlihat seperti kobaran api, sehingga disebut sel api. Fungsi silia pada sel api adalah untuk mengatur pergerakan cairan.
C. SISTEM ORGAN PADA PLATYHELMINTHES
  • Sistem Pencernaan, seperti yang telah saya jelaskan diatas, sistem pencernaan dari Platyhelminthes terdiri atas mulut, faring dan usus. Faring dapat keluar dari mulut untuk menangkap makanan, kemudian masuk ke mulut dan dicerna di dalam usus yang bentuknya bercabang-cabang kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh, sisa makanan dari platyhelminthes akan dibuang dan dikeluarkan melalui mulut karena cacing pipih tidak memiliki anus.
  • Sistem Persarafan, sistem persarafan pada platyhelminthes diatur oleh otak yang terdapat pada bagian depan tubuh, otak ini akan bercabang menjadi dua ganglion. Kemudian ganglion tersebut akan bercabang lagi hingga mempersarafi tubuh, dan sel-sel saraf tersebut terkonsentrasi pada bagian tepi tubuh. Sehingga sistem saraf pada Platyhelmintes membentuk sistem tangga tali dengan otak pada bagian depan tubuh yang menjadi pusatnya.
  • Sistem Eksresi, pada platyhelminthes berupa dua saluran memanjang yang akan bermuara pada pori-pori tubuh. Kedua saluran tersebut akan bercabang-cabang pada bagian punggung dan berakhir pada sel api yang memiliki silia sebagai pusatnya.
  • Sistem Reproduksi, pada platyhelminthes, proses reproduksi dapat berlangsung secara seksual maupun aseksual. Umunya hewan ini bersifat hermafrodit, yaitu memiliki dua kelamin dalam satu individu, namun demikian perkawinan tetap terjadi antara 2 individu yang berbeda, tapi ada juga sumber yang mengatakan bahwa hewan ini dapat bereproduksi sendiri secara seksual. Setelah bertemunya sperma dan ovum, maka akan dihasilkan sel telur yang miksroskopik, pembuahan terjadi di dalam tubuh. Sedangkan proses reproduksi secara aseksual terjadi melalui fragmentasi.
  • Sistem Pernapasan dan Sistem sirkulasi, pada platyhelminthes tidak terdapat kedua sistem ini. Sehingga proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dilakukan melalui proses difusi, yaitu proses pertukaran zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.

D. CIRI-CIRI PLATYHELMINTES
  • Merupakan cacing berbentuk pipih yang tubuhnya simetri bilateral dan tidak berongga(Aselomata)
  • Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (Triploblastik) yaitu lapisan luar (Ektoderm), Lapisan tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).  
  • Tidak memiliki sistem respirasi dan sistem peredaran darah (sirkulasi)
  • Sistem pencernaannya tidak sempurna karena tidak memiliki anus.
  • Memiliki sistem saraf dengan dua saluran ganglion dengan otak sebagai pusatnya

E. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
1. Kelas Turbellaria
TURBELLARIA
Turbellaria merupakan kelompok platyhelminthes yang dapat bergerak dengan menggetarkan bulu getarnya. Cacing pipih jenis ini hidup secara bebas (bukan parasit) dan tidak memiliki alat hisap. Tempat hidupnya di air atau tempat lembab, dan tidak hidup pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Salah satu hewan jenis ini yang sangat dikenal adalah planaria, kami akan berusaha menjelaskan kelas ini dengan mencontohkan planaria.
Tubuh Planaria memiliki panjang 1 – 2 cm. Planaria memakan protista dan hewan kecil lainnya, planaria memakan mangsanya dengan menggunakan faring. Setelah ditangkap, makanan akan dipecah dan didorong masuk ke lambung oleh faring. Umumnya hewan jenis ini melakukan reproduksi secara seksual. Warna tubuhnya gelap dan pada bagian kepala terdapat bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang. Mulutnya terdapat di permukaan ventral juga bisa di tengah tubuh. Pada mulut terdapat struktur seperti taring yang disebut probosis, probosis berfungsi untuk menangkap mangsa. Turbellaria mampu beregenerasi dengan cara memotong tubuh, dan daya regenerasi ini sangat baik.

2. Kelas Trematoda (Cacing Hisap)
TREMATODA
Tremotoda merupakan kelompok platyhelminthes yang memiliki alat hisap dan alat kait untuk menempelkan diri pada inangnya. Trematoda merupakan platyhelminthes yang hidupnya parasit. Tubuh bagian luarnya ditutupi oleh kutikula yang berfungsi agar tubuhnya tidak tercerna oleh sel tubuh inangya. Hewan jenis ini tidak memiliki silia pada permukaan luar tubuh. Makanan dari trematoda merupakan cairan atau jaringan tubuh inangnya. Dinding tubuhnya memiliki otot dan saraf. Contoh hewan ini adalah cacing hati.

3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)
CESTODA
Cestoda merupakan kelompok platyhelminthes yang berbentuk seperti pita dan bersifat parasit. Pada bagian kepala hewan ini terdapat kait yang berfungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada usus inang. Kepala cacing pita disebut skoleks dan bagian di bawah kepala disebut strobilus. Bagian Strobilus berfungsi untuk membentuk progtolid pada hewan ini. Progtolid merupakan bagian tubuh yang akan menjadi individu baru nantinya. Cestoda terus membentuk progtolid dan semakin ke ujung progtolid tersebut semakin besar dan semakin matang. Selama siklus hidupnya mereka dapat melibatkan lebih dari satu inang. Cacing pita dapat ditularkan ke manusia melalui daging babi atau sapi terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, dkk. 2010. BUKU SAKU BIOLOGI SMA. Jakarta : Kawan Pustaka
Aryulina, Diah, dkk. 2007. BIOLOGI 1 SMA dan MA kelas X. Jakarta : ESIS/Erlangga.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar BIOLOGI. Bandung : GRAFINDO Media Pratama.
Ferdinan P, Fictor; Moekti, Aeribowo. 2009. PRAKTIS BELAJAR BIOLOGI. Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Nah itulah pembahasan kami kali ini tentang Platyhelminthes, semoga artikenya dapat bermanfaat. Apabila masih ada hal yang belum dimengerti silahkan ditanyakan melalui kotak komentar. Kami akan berusaha meresponnya dengan cepat dan tepat. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa komentarnya J

Demikianlah Artikel Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes

Sekian Informasinya Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan kali ini.

Anda sedang membaca artikel Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes dan artikel ini url permalinknya adalah https://clesteesinn.blogspot.com/2015/06/pengertian-ciri-dan-klasifikasi.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes"

Posting Komentar