Tampilkan postingan dengan label Seputar Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seputar Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Pengertian Ketahanan Nasional Serta Asas, Kedudukan Dan Fungsinya

Pengertian Ketahanan Nasional Serta Asas, Sifat Kedudukan Dan Fungsinya. Konsep Ketahanan Nasional dikembangkan pada awal tahun 1960 an dan secara lebih intensif dikembangkan seiring dengan upaya bangsa melaksanakan program pembangunan nasional sejak awal orde baru. Konsep ini merupakan rangkaian mengembangkan dan meningkatkan upaya bangsa Indonesia untuk menjamin kelangsungan hidup negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menghadapi ancaman baik yang dilakukan oleh belanda maupun ancaman yang berwujud pemberontakan serta gangguan ancaman lainnya. Berikut adalah penjelasan seputar Pengertian Ketahanan Nasional.

Definisi Ketahanan Nasional

Pengertian Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan ancaman, hambatan serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan nasional.

Pengertian Ketahanan Nasional, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai berikut : Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.

Pengertian Ketahanan Nasional yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konsepsi pertama yaitu :
  1. Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
  2. Ketahanan nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman ,hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,identitas , kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional.
Sedangkan Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral Suharto di depan sidang DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa ketahanan nasional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan kemampuan nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman dan tantangan terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan mempertahankan kehidupan dan kelangsungan cita-citanya.

Asas – Asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai - nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Yang antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Asas kesejahtraan dan keamanan. Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukurbagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
  2. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek - aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
  3. Asas kekeluargaan. Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Sifat - sifat Ketahanan Nasional

  1. Mandiri. Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain
  2. Dinamis. Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
  3. Wibawa. Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
  4. Konsultasi dan kerjasama. Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing - masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.

Kedudukan Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

Fungsi Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter –regional (wilayah), inter –sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional.

Referensi
Dari Zubaidi,H. Achmad,dkk.2002. Pendidikan Kewarganegaraan.

Pengertian Model Pembelajaran REACT

Pengertian Model Pembelajaran REACT. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti menggunakan strategi pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapai siswa dalam belajar. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Model Pembelajaran REACT, Tahapan Penilaian serta Kelebihan Dan Keuntungannya.

Definisi model pembelajaran REACT

Pengertian model pembelajaran REACT adalah merupakan model atau strategi pembelajaran kontekstual, dimana dalam model ini terdapat Langkah-langkah pembelajaran yang antara lain Relating (Mengaitkan), Experiencing (Mengalami), Applying (Menerapkan), Cooperating (Bekerja sama), and Transferring (Mentransfer).

REACT merupakan strategi pembelajaran konteks yang didasarkan pada bagaimana siswa belajar untuk mendapatkan pemahaman dan bagaimana guru mengajarkan untuk memberikan pemahaman.

Tahapan Model pembelajaran REACT

  1. Relating (mengaitkan) adalah belajar dalam konteks pengalaman manusia. Yang mana Kurikulum mencoba menempatkan pembelajaran dalam konteks pengalaman hidup dan kondisi sehari-hari. Kemudian menghubungkannya dengan situasi sehari-hari itu dengan informasi baru yang diserap atau masalah yang dipecahkan. Sebagai contoh siswa mengamati gambar-gambar sebagai media pembelajaran, kemudian mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
  2. Experiencing (mengalami) adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan diskaveri yang merupakan jantung pembelajaran kontekstual. Akan tetapi, siswa mungkin akan menjadi termotivasi dan merasa nyaman berkat hasil strategi pembelajaran lain seperti aktivitas dengan teks, cerita, atau video. Pembelajaran tampak akan berjalan lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi alat-alat dan materi dan mengerjakan bentuk-bentuk penelitian yang lain.
  3. Applying (menerapkan) adalah menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang berguna sering memproyeksikan siswa ke arah masa depan yang diharapkan atau ke arah tempat kerja yang mungkin tidak familier. Dalam pembelajaran kontekstual, penerapan sering didasarkan pada aktivitas okupasional. Hal itu terjadi lewat teks, video, lab, dan kegiatan, meskipun dalam banyak sekolah, pengalaman pembelajaran kontekstual itu akan diikuti dengan pengalaman langsung, misalnya: wisata, pertanian, pengaturan, pementoran, dan pemagangan. setelah siswa dapat melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari maka siswa akan dapat mengalami sendiri kegiatan yang ada pada materi pelajaran yang telah dipelajari.
  4. Cooperating (bekerja sama) adalah belajar dalam konteks peragihan, penanggapan, dan pengkomunikasian dengan pembelajar yang lain merupakan strategi pembelajaran yang utama dalam pengajaran kontekstual. Pengalaman bekerjasama tidak hanya membantu sebagian besar siswa untuk mempelajari bahan ajar. Oleh sebab itu, keterampilan kooperatif perlu mendapatkan perhatian serius agar dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. yang dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian tiap kelompok mencari contoh-contoh tentang materi pelajaran yang telah dipelajari dilingkungan masyarakat sekitar
  5. Transferring (memindahkan) adalah pembelajaran sesuatu isi dalam konteks pengetahuan yang ada atau memindahkannya berlandaskan apa yang telah diketahui pelajar. Setelah siswa paham terhadap konsep yang dipelajarinya, maka selanjutnya siswa menerapkan atau memanfaatkan pengetahuan yang telah diperolehnya ke dalam konteks yang baru. siswa diajak untuk bertukar pikiran dengan teman lainnya untuk merumuskan hasil dari kegiatan pembelajaran mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Penilaian dalam Model Pembelajaran REACT

  1. Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
  2. Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar Atau apa yang sudah diketahui peserta didik.
  3. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif.
  4. Penilaian dilakukan secara integral, yaitu penilaian berbagai aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didk sebagai satu kesatuan utuh.
  5. Hasil penilaian digunakan sebagai feedbeak, yaitu untuk keperluan pengayaan (enrichment) standart minimal telah tercapai atau mengulang (remedial) jika standart nilai belum tercapai

Kelebihan REACT

  1. Memperdalam pemahaman siswa Dalam pembelajaran siswa bukan hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru, melainkan melakukan aktivitas mengerjakan LKS sehingga bisa mengkaitkan dan mengalami sendiri prosesnya.
  2. Mengembangkan sikap menghargai diri siswa dan orang lain
  3. Mengembangkan sikap kebersamaan dan rasa saling memiliki
  4. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan
  5. Memudahkan siswa mengetahui kegunaaan materi dalam kehidupan sehari-hari
  6. Membuat belajar secara inklusif.

Kekurangan REACT

  1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa dan guru
  2. Membutuhkan kemampuan khusus guru
  3. Menuntut sifat tertentu siswa.

Pengertian PORSENI sekolah Serta Tujuan Dan Manfaatnya

Pengertian PORSENI sekolah Serta Tujuan Dan Manfaatnya. Kata PORSENI mungkin sudah tidak asing lagi buat kalian khususnya bagi para pelajar. Nah Apa Yang Dimaksud Dengan PORSENI. Dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya strategi yang tepat selain mutu pembelajaran adapula salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus OSIS yakni pekan olahraga dan seni Atau biasa disebut dengan PORSENI. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian PORSENI.


Pengertian PORSENI sekolah Serta Tujuan Dan Manfaatnya


Definisi PORSENI Sekolah

Pengertian PORSENI atau biasa disebut dengan Pekan Olahraga Dan Seni, adalah merupakan sebuah wadah dimana kita dapat menyalurkan minat, bakat dan hobi khusunya bagi siswa. Dalam lingkup sekolah PORSENI biasanya dilaksanakan setiap tahunnya setelah semester. Dimana Kegiatan yang dilaksanakan adalah mencakup kegiatan olahraga Dan Seni. Dengan tujuan untuk mempererat hubungan antara siswa, baik senior maupun junior, serta guru dans para staf yang ada disekolah tersebut.
       

Tujuan kegiatan PORSENI Sekolah

  1. Memelihara persatuan dan kesatuan diantara siswa.
  2. Meningkatkan kebugaran dan prestasi dengan sportivitas yang tinggi.
  3. Untuk mencetak dan menghasilkan calon penerus bangsa yang berdedikasi tinggi dengan segenap kemampuan dan keterampilannya.
  4. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui kegiatan olahraga dan seni.
  5. Mencetak bibit-bibit baru penerus generasi bangsa yang mempunyai dedikasi tinggi dalam ketrampilannya dibidang olahraga dan seni.
  6. Memperkokoh persaudaraan dan rasa saling memiliki diantara siswa.

Manfaat PORSENI Sekolah

Secara umum manfaat pendidikan pekan Olahraga dan seni bagi siswa adalah untuk membentuk potensi diri dan kebersamaan setiap individu dalam melakukan suatu kegiatan yang bersifat positif .

Dengan diadakannya porseni ini selain sebagai hiburan, juga sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat para siswa dan siswi dalam hal olahraga. Dan juga dengan adanya porseni ini mengajarkan kepada siswa/siswi untuk menjunjung tinggi sportifitas dan berani mengakui kekalahan.
.

Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing). Pengajuan soal (problem posing) dalam pembelajaran intinya meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah. Latar belakang masalah dapat berdasarkan topik yang luas, soal yang sudah dikerjakan atau informasi tertentu yang diberikan guru kepada siswa. Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan ditahun 1997 oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain.

Definisi Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.

Menurut Suryanto pengertian problem posing adalah perumusan soal agar lebih sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Hal ini terutama terjadi pada soal-soal yang rumit.

Silver dalam Silver dan Cai memberikan istilah pengajuan soal (problem posing) diaplikasikan pada tiga bentuk aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu :
  1. Pengajuan presolusi (presolution posing) yaitu seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan.
  2. Pengajuan didalam solusi (withinsolution posing), yaitu seorang siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselesaikan.
  3. Pengajuan setelah solusi (post solution posing), yaitu seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru.

Dalam pembelajaran matematika, pengajuan soal menempati posisi yang strategis. Pengajuan soal dikatakan sebagai inti terpenting dalam disiplin matematika dan dalam sifat pemikiran penalaran matematika.

Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.

Penerapan Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

Penerapan model pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut :
  1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.
  2. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
  3. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok.
  4. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa.
  5. Guru memberikan tugas rumah secara individual.

Pengertian Minat Serta Faktor Yang Mendasari Timbulnya Minat

Pengertian Minat Serta Faktor Yang Mendasari Timbulnya Minat. Dari segi bahasa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Maka dapat dikatakan bahwa minat merupakan Rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang mempengaruhi. Berikut adalah penjelasan tentang seputar pengertian minat dan faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang.

Definisi Minat

Berikut Adalah beberapa definisi minat yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah.
  1. Menurut W. S. Winkel, pengertian minat adalah kecenderungan yang akan menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
  2. Menurut The Liang Gie, Definisi minat adalah sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
  3. Menurut Whitherington, Pengertian minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
  4. Menurut Andi Mappiare definisi minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
  5. Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.
  6. Menurut Sumadi Suryabrata definisi minat adalah Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.
Dari pengertian menurut para ahli tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu yang terdiri dari suatu campuran perasaan senang, harapan, perasaan tertarik, pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan kecenderungan–kecenderungan yang lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan atau motif.

Faktor Yang Mendasari Timbulnya Minat

Berikut adalah faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yang antara lain adalah :
  1. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
  2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.
  3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.

Menurut Johanes mengungkapkan bahwa “Minat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
  1. Minat intrinsik adalah minat yang timbulnya dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar.
  2. Minat ekstrinsik adalah minat yang timbul karena pengaruh dari luar”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap. Persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan termasuk juga harapan bekerja. Sedangkan minat ekstrinsik dapat timbul karena pengaruh latar belakang status sosial ekonomi orang tua, minat orang tua, informasi, lingkungan dan sebagainya.

Pengertian Model Pembelajaran Dan Jenis Serta Kriterianya

Pengertian Model Pembelajaran Dan Jenis Serta Kriterianya. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif akan sangat membantu dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Selain itu, model pembelajaran juga dapat memberikan informasi yang berguna bagi siswa di dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik siswa yang bervariasi. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran tidak terpaku hanya pada model tertentu.

Definisi Model Pembelajaran

Menurut Joyce Dan Weil mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Menurut Agus Suprijono mengungkapkan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Menurut Komalasari model pembelajaran adalah pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan wadah atau bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Menurut Soekamto, dkk. Mengungkapkan bahwa model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan pembelajaran.

Maka Dapat Disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah merupakan suatu rencana sistematis yang dapat dijadikan pedoman oleh para guru untuk mengorganisasikan jalannya pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan belajar.

Jenis - jenis Model Pembelajaran

Jenis - jenis model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain:
  1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based Learning).
  2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
  3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based Learning).
  4. Model Pembelajaran Pelayanan (Service Learning).
  5. Model Pembelajaran Berbasis Kerja.
  6. Model Pembelajaran Konsep (Concept Learning).
  7. Model Pembelajaran Nilai (Value Learning)

Kriteria Model Pembelajaran

Suatu model pembelajaran dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Sahih (valid),
Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal,yaitu:
  • Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat
  • Apakah terdapat konsistensi internal
2) Praktis,
Aspek kepraktisannya hanya dapat dipenuhi jika:
  • Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan
  • Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan
3) Efektif
Berkaitan dengan efektifitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai berikut :
  • Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif
  • Secara oprasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan

Pengertian Model Belajar Acclerated Learning

Pengertian Model Belajar Acclerated Learning. Model Belajar seperti ini mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan bagi siswa dengan mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Pentingnya belajar melalui kerjasama kelompok secara kolaboratif. ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar sehingga siswa dapat belajar lebih cepat sehingga terjadi pemerataan konsep antar siswa. Suasana belajar lebih menyenangkan dapat tercipta dan tejadi interaksi yang aktif antar guru dengan siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif. Pembelajaran Acclerated Learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif, memori, dan prestasi belajar siswa. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Model Belajar Acclerated Learning dan Tujuannya.

Definisi Acclerated Learning

Acclerated Learning merupakan model pembelajaran yang memiliki ciri cenderung luwes, gembira, mementingkan tujuan, bekerjasama, manusiawi, multi indrawi, bersifat mengasuh, mementingkan aktivitas serta melibatkan mental emosional dan fisik dan berfokus pada proses pembelajaran yang berlangsung cepat, menyenangkan dan memuaskan.

Accelerated Learning adalah filosofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan memanusiawikan kembali proses belajar, serta menjadikannya pengalaman bagi seluruh tubuh, seluruh pikiran, dan seluruh pribadi. Malalui model pembelajaran Accelerated Learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan, yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mengesankan, dengan upaya normal yang dibarengi kegembiraan.

Menurut Dr. George Lazanov Accelerated learning adalah model pembelajaran yang menciptakan proses lingkungan dan pengajaran untuk memungkinkan peserta didik untuk bergerak diluar membatasi kenyakinan dan kesalapahaman dan memanfaatkan potensi tersembunyi mereka.

Menurut dae meier Accelereted learning adalah salah satu cara belajar alamia yang diyakini mampu menghasilkan tokoh orsinil dalam menghadapi erakesemerawutan. Karena accelereted learning padaintinya adalah filisofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan demekanisasi dan memanusiakan kembali, serta menjadikan pengalaman bagi seluruh tubuh, pikiran, dan pribadi.

Secara Umum accelerated learning adalah konsep belajar yang menggunakan seluruh kemampuan indrawi yang dimiliki oleh setiap orang sebagai piranti input data dan memprosesnya menurut cara kerja otak dan sistem syaraf serta menyimpannya dalam memory storage otak yang memiliki daya tampung luar biasa, tidak terbatas pada cara berpikir namun pada penyimpanannya serta pengaturan peletakannya diotak sehingga kita bisa mengaksesnya kapan saja dengan mudah.

Tujuan Accelerated Learning

  1. Melibatkan secara aktif otak emosional yang berarti membuat segala sesuatu lebih mudah diingat.
  2. Mensikronkan aktivitas otak kiri dan otak kanan.
  3. Menggerakkan kedelapan kecerdasan sedemikian sehingga pembelajaran dapat diakses oleh setiap orang dan sumber daya segenap kemampuan otak digunakan.
  4. Memperkenalkan saat-saat relaksasi untuk memungkinkan konsolidasi seluruh potensi otak berlangsung. Walaupun memahami sesuatu dan mengigatnya merupakan hal yang berbeda, semua pembelajaran agar bermanfaat perlu disimpan dalam memori.

Pengertian Wirausaha (entrepreneur), Tipe Dan Kategorinya

Pengertian Wirausaha (entrepreneur). Apa Yang Dimaksud Dengan Wirausaha. wirausaha atau entrepreneur dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis. Berikut Adalah Penjelasan Tentang Seputar Pengertian Wirausaha, Tipe Wirausaha serta kategori wirausaha.

Definisi Wirausaha (entrepreneur)

Menurut Josep Schumpeter wirausaha adalah merupakan seseorang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Secara konseptual, seorang wirausaha dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut:
  1. Bagi ahli ekonomi seorang wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya.
  2. Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.
  3. Bagi seorang businessman atau wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa diajak kerjasama.
  4. Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

Tipe Utama Wirausaha (entrepreneur)

  1. Wirausaha Ahli (Craftman). Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan besar kemudian memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya sendiri.
  2. The Promoter. adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri.
  3. General Manager. General manajer adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan, dia banyak menguasai keahlian bidang produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan.

Kategori Wirausaha (entrepreneur)

Menurut Ciputra, terdapat empat kategori entrepreneur, yaitu sebagai berikut:
  1. Business Entrepreneur. Terdiri dari Owner entrepreneur adalah para pencipta dan pemilik bisnis. Dan Professional entrepreneur adalah orang-orang yang memiliki daya wirausaha namun mempraktikannya diperusahaan milik orang lain.
  2. Government Entrepreneur. Seorang atau kelompok orang yang memimpin serta mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan wirausaha.
  3. Social Entrepreneur. Yaitu para pendiri organisasi-organisasi sosial kelas dunia yang menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas sosial yang mereka yakini.
  4. Academic Entrepreneur. Ini menggambarkan akademisi yang megajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan mulia pendidikan.