Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan

Pengertian, Jenis, Media, Teknik, Syarat, Proses, Manfaat dan Dampak Kultur Jaringan

Baiklah sobat softilmu, kali ini kita akan membahas mengenai KULTUR JARINGAN TUMBUHAN, yang terdiri dari Pengertian Kultur Jaringan, Jenis-jenis Kultur Jaringan, Media Kultur Jaringan, Teknik Kultur Jaringan, Syarat Kultur Jaringan, Proses Kultur Jaringan, Manfaat Kultur Jaringan dan Dampak Kultur Jaringan. Tanpa perlu memperpanjang kata langsung saja kita masuk ke pembahasannya.

A. PENGERTIAN KULTUR JARINGAN
Menurut istilah, kultur jaringan terdiri dari dua kata, yaitu kultur yang berarti budidaya, dan jaringan yang berarti sekumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Jadi, kultur jaringan ialah suatu upaya untuk membudidayakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dari suatu tanaman, sehingga menjadi tanaman baru yang lengkap.

Kultur jaringan dilakukan dengan mengisolasi bagian-bagian tanaman tertentu, seperti mata tunas, daun, dan lain-lain lalu menumbuhkan jaringan tersebut ke dalam suatu wadah tertutup yang tembus cahaya dan dengan prinsip yang aseptic (steril), sehingga tanaman dapat beregenerasi menjadi tanaman baru yang lengkap.

Jaringan yang diambil untuk kultur jaringan baiknya ialah jaringan meristem, yaitu jaringan muda yang masih aktif membelah, dinding tipis, plasmanya penuh, dan vakuolanya kecil-kecil. Penggunaan jaringan meristem akan lebih memaksimalkan hasil akhir kultur.


Proses kultur jaringan sebenarnya sudah lama terjadi. Pertama kali, kultur jaringan dilakukan oleh Gottlieb Haberland dengan menggunakan tanaman mesofil yang ada pada tumbuhan monokotil.

B. JENIS-JENIS KULTUR JARINGAN

Menurut jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur, kultur jaringan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Kultur Polen
Kultur jenis ini merupakan kultur jaringan yang menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya (jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur).

2. Kultur Embrio
Merupakan jenis kultur yang memanfaatkan bagian tanaman berupa embrio tanaman. Misalnya embrio kelapa kopyor.

3. Kultur Protoplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan sel jaringan hidup tanpa dinding sebagai eksplannya.

4. Kultur Kloroplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan kloroplas (sel hijau) dari suatu tumbuhan untuk membuat tanaman baru yang lengkap.

5. Kultur Meristem
Merupakan kultur yang menggunakan bagian tanaman berupa jaringan yang masih muda yang aktif membelah (meristem) sebgaai eksplan kultur.

6. Kultur Enter
Yaitu jenis kultur jaringan yang menggunakan bagian tanaman berupa kepala sarinya sebagai eksplan.

C. MEDIA KULTUR JARINGAN

Ada dua macam media yang bisa dipilih untuk proses kultur jaringan, yaitu :

1. Media Dasar Murashige dan Skoog (MS)
Media ini digunakan pada semua jenis tanaman khususnya herbaceous. Pada media ini, dapat ditemukan unsur-unsur pertumbuhan dan mineral yang tinggi.

2. Media Dasar B5 atau Gamborg
Media ini digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa, dan legume lainnya.

3. Media Dasar White
Media ini difungsikan untuk kultur akar. Namun, pada medium ini kandungan mineral dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tanaman kultur rendah.

4. Media Vacint Went (VW)
Media ini digunakan khusus untuk tanaman anggrek

5. Media Dasar Nitcsh
Medium ini digunakan untuk kultur pollen dan kultur sel

6. Media Dasar Schenk dan Hildebrant
Media ini digunakan untuk tanaman-tanaman yang berkayu.

7. Media Dasar Woody Plant Medium (WPM)
Medi aini juga digunakan untuk tanaman-tanaman yang berkayu

8. Media Dasar N6
Media ini digunakan pada tanaman serealia, khususnya padi, dan serealia lain.

D. TEKNIK KULTUR JARINGAN

Teknik yang digunakan dalam proses kultur jaringan yaitu pertumbuhan tanaman secara vegetative. Suatu irisan bagian tanaman atau sel atau jaringan yang diambil diletakkan dan dipelihara di dalam dua media, yaitu media padat dan media cair. Jangan lupakan bahwa kultur jaringan membutuhkan media yang aseptic (steril).

Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan


Dengan diletakkannya pada media tersebut, maka bagian tanaman yang digunakan akan melakukan proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus tersebut dipindahkan dan diletakkan pada media diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk planlet (tanaman baru yang kecil).


Teknik kultur jaringan sebenarnya menggunakan teori totipotensi yang ditemukan oleh Schleiden dan Schwan pada tahun 1838. Totipotensi ialah prinsip yang menyatakan bahwasanya bagian manapun dari tanaman yang diambil untuk dikembang biakkan, jika diletakkan pada media dan lingkungan yang sesuai, maka akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.

E. SYARAT-SYARAT KULTUR JARINGAN

1. Pemilihan Eksplan
Jaringan yang diambil untuk dilakukan kultur seharusnya merupakan jaringan muda yang masih aktif membelah, sehingga dapat membantu perkembangan jaringan selanjutnya yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.

2. Pemilihan Media
Media yang baik dan cocok digunakan untuk media kultur jaringan ialah media yang menyediakan segalam macam nutrisi bagi proses pertumbuhan jaringan seperti vitamin, mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur hormone. Oleh karena itu, kita harus menambahkan berbagai macam vitamin, mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur hormone ke dalam media kultur.

3. Pemilihan Lingkungan
Keadaan lingkungan yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat aseptic sebagai prinsip dari kultur jaringan. Artinya, semua tahapan yang dilakukan dalam proses kultur haruslah steril. Hal ini bertujuan supaya menghindari kontaminasi kuman maupun bakteri. Sterilisasi eksplan dan media dapat dilakukan di dalam laminar air flow. Tempat penyimpanan juga haru sdiperhatikan, yaitu tempat yang suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.

E. PROSES DAN TAHAPAN KULTUR

1. Pemilihan dan Persiapan Tanaman Induk sebagai Sumber Eksplan
Hal ini merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan tanaman dimulai dari jenis, spesies, dan varietas yang jelas. Tanaman juga harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Persiapan pemilihan dapat dilakukan di dalam laminar air flow atau juga dapat dilakukan di greenhouse, agar tanaman yang ingin dikultur dapat tumbuh dengan baik.

2. Inisiasi Kultur
Tujuan dari inisiasi kultur disini yaitu untuk memenuhi prinsip aseptic dan aksenik. Aseptic ialah bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik yaitu bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Eksplan yang dikulturkan dapat menginisiasi pertumbuhan tanaman yang baru, sehingga kita dapat memilih bagian tanamn yang paling baik untuk proses kultur selanjutnya.

3. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untuk memenuhi persyaratan bahwa segala sesuatu usaha yang dilakukan dalam proses kultur jaringan harus terbebas dari kontaminan. Tempat yang steril yang berada di dalam laminar air flow, alat yang ingin dipakai juga haru sdisterilkan dengan menggunakan larutan etanol, serta orang atau teknisi yang melakukan kultur juga harus steril.

4. Multiplikasi
Tahap ini dilakukan untuk menggandakan atau memperbanyak bahan tanaman dan juga memelihara bahan tanaman ini untuk dapat digunakan pada waktu-waktu tertentu. Perbanyakn dapat dilakukan melalui perangsangan pertumbuhan tunas cabang dan aksiler dan merangsang terbentuknya tunas pucuk yang adventif, baik secara langsung maupun melalui perangsangan kalus terlebih dahulu.

5. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tunas-tunas yang dihasilkan pada saat multiplikasi dipindahkan dari media in-vitro yang bersifat steril ke lingkungan luar untuk proses pemanjangan tunas. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas maupun pengakaran dapat dilakukan dengan sekaligus ataupun dengan tahap satu persatu. Keberhasilan tahap ini ditentukan oleh mutu yang dihasilkan pada proses sebelumnya.

6. Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru. Lingkungan baru yang dimaksud disini ialah lingkungan yang non aseptic seperti botol dengan media tanah atau pakis, sehingga planlet dapat terus bertahan menjadi tanaman yang siap untuk diindukkan.
Aklimatisasi merupakan prosedur yang sangat penting dan kritis di dalam keseluruhan proses kultur jaringan. Keberhasilan kultur jaringan dinyaatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke lingkungan eksternal dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

F. MANFAAT KULTUR
 ·        Dapat menciptakan tanaman baru yang bebas dari kontaminan berupa penyakit atau virus atau bakteri.
·        Dapat melestarikan tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya.
·        Dapat memproduksi tanaman baru dengan waktu yang singkat.
·        Pelaksanaannya tidak bergantung musim.
·        Untuk menciptakan varietas baru berdasarkan rekayasa genetik.

G. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KULTUR

Positif :
·        Bibit yang dihasilkan bervariasi
·        Pengadaan bibit tidak bergantung kepada musim
·        Dapat menghasilkan bibit yang banyak dengan waktu yang singkat
·        Biaya transportasi lebih murah dan mudah
·        Bibit yang dihasilkan terhindar dari penyakit
·        Bibit yang diperoleh mempunyai sifat yang sama dengan induknya
·        Metabolit sekunder tanaman dapat segera diperoleh tanpa menunggu tanaman dewasa

Negatif :
·        Memerlukan proses aklimatisasi, Karena penyesuaian tempat hidup tanaman
·        Memerlukan biaya awal yang relative mahal
·        Hanya mampu dilakukan oleh orang dengan keahlian khusus
·    Dalam kultur sel hewan, hasil kultur tidak dapat menghasilkan individu baru selain kultur embrio
·        Tidak dapat mengubah sifat tanaman yang dihasilkan


Baiklah sobat, inilah postingan kali ini mengenai KULTUR JARINGAN TUMBUHAN. Semoga bermanfaat bagi sobat dan jangan lupa baca artikel lain di softilmu. J

Pengertian, Ciri-ciri, Struktur Tubuh dan Klasifikasi Ciliata

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas mengenai Pengertian, Ciri-ciri, Struktur Tubuh dan Klasifikasi Ciliata. Langsung saja kita masuki dalam pokok pembahasan.

A. Pengertian Ciliata

Ciliata adalah kelompok protista yang mirip dengan hewan atau yang biasa disebut dengan Protozoa. Ciliata merupakan kelompok terbesar dari Protozoa. Protozoa termasuk kedalam kingdom animalia pada klasifikasi lama, sedangkan dalam klasifikasi sistem 6 kingdom, protozoa masuk kedalam kingdom Protista, hal ini terjadi karena tubuh mereka tidak terdeferensiasi dengan jelas dan reproduksinya tidak terbentuk secara embrionik.

Ciliata memiliki rambut getar yang disebut dengan silia sebagai alat untuk bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Silia ini juga dapat menerima ransangan dan juga mengambil makanan. Rambut getar ini berupa bulu bulu halus yang terletak dan melekat pada membran sel. Ciliata banyak ditemukan di sawah, rawa, dan tempat-tempat berair lainnya yang mengandung banyak bahan yang bersifat organik.
Ciliata memiliki bentuk tubuh oval dan tidak berubah-ubah.

B. Ciri-ciri Ciliata

Ciliata memiliki ciri-ciri tertentu yang mempermudah untuk kita mengenalinya, yaitu:

Memiliki alat gerak berupa silia/bulu getar
Bersifat heterotrof atau tidak dapat membuat makannya sendiri
Umumnya berukuran sangat kecil dan bersifat mikroskopis, akan tetapi ukurannya ada yang mencapai 3 mm
Bentuk tubuhnya oval dan tidak berubah-ubah
Lingkungan hidupnya adalah tempat yang berair dan lembab. Seperti tanah yang lembab, sawah, laut, air tawar, dan rawa-rawa. Mereka juga tidak jarang dijumpai didalam tubuh organisme, seperti didalam usus kecoa.
Hidupnya ada yang secara simbiosis, sebagai parasit, maupun hidup bbas di alam.
Memiliki mulut yang berupa membran berombak, maupun membran berupa barisan pendek dari cilia berbentuk piringan
Ukuran silia ini lebih pendek dari pada flagel/bulu cambuk yang dimiliki oleh Flagellata.
Reproduksi bersifat aseksual, pembelahan terjadi secara biner.
Memiliki vakuola kontraktil untuk mempertahankan keseimbangan air didalam tubuhnya

C. Struktur Ciliata

Bentuk tubuhnya adalah oval, umumnya berbentuk simetris, kecuali ciliate primitif yang simetrinya radial
Tubuhnya diselubungi oleh perikel yang merupakan lapisan luar yang tersusun dari sitoplasma yang padat
Tubuhnya diselimuti oleh silia, yaitu silia somatik yang menyelubungi seluruh tubuh utama
Tidak mempunyai struktur khusus untuk pertukaran udara, dan sekresi
Mempunyai dua tipe inti sel atau nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus yang juga disebut dengan otak Ciliata berfungsi sebagai vegetatif, sedangkan mikronukleus berfungsi sebagai reproduksi dan genital
Memiliki mulut atau sistoma yang terbuka dan menjadi saluran yang pendek, pada ciliata primitif disebut dengan sitofaring. Mulut ini terletak diujung depan (anterior), akan tetapi pada kebanyakan siliata, bagain tersebut diganti oleh bagian belakang (posterior)
Terdapat dua macam mulut, yaitu mulut membran berombak yang menyatu dalam sebuah barisan yang panjang. Dan mulut membran yang berupa barisan pendek, merupakan pergabungan dari silia sehingga bersatu membentuk sebuah piringan
Silia yang terdapat pada mulut Ciliata berfungsi untuk mengedarkan dan mendorong makanan menuju ke sitofaring
Mempunyai mitokondria sebagai sumber untuk energinya melakukan gerak maupun beraktivitas
Memiliki keronkongan yang disebut dengan sitofaring gullet dan memiliki food vacuole atau usus
Memiliki vakuola kontraktil atau ginjal
Memiliki otot atau disebut dengan myonemes
Memiliki anus yang disebut dengan sitopige

Struktur Tubuh Ciliata


D. Klasifikasi Ciliata

Berikut adalah klasifikasi dari Ciliata, yaitu:

1. Paramecium caudatum

Ciliata ini memiliki bentuk yang bagian ujung depannya tumpul, dan bagian belakangnya meruncing, sehingga tampak seperti bentuk telapak kaki atau sepatu.

Tubuhnya terdiri dari satu sel, bagian luarnya terdapat selaput pembungkus yang dinamakan pelikel, selaput ini tentunya sangat elastis. Tubuhnya diselimuti oleh ratusan silia.

Ukuran tubuhnya berkisar antara 120 sampai 300 mikron. Bagian ektoplasma memiliki trikositatau alat pertahanan tubuh. Disebelah bawah bagian interior terdapat celah mulut (oral groove) yang masuk kearah dalam menjadi mulut sel atau sitostoma. Kemudian berlanjut ken kerongkongan atau sitofaring gulet. Dibelakang celah mulut terdapat anus atau sitopige yang akan mengeluarkan hasil pencernaan dan sisa makanan.

Memiliki dua vakuola yaitu vakuola kontraktil sebagai osmoregulasi dan pembuangan sampah, dan vakuola makanan untuk mencerna makanan. Memiliki dua nukleus yaitu makronukleus dan mikronukleus.

Reproduksi dilakukan dengan vegetatif dan generatif. Reproduksi secara vegetatif adalah dilakukan dengan cara pembelahan biner. Mikronukleus mengalami pembelahan secara mitosis menjadi dua, kemudian makronukleus membelah juga. Kemudian sitoplasma membelah secara tranversal (sitokinesis) dan terbentuk dua sel Paramecium yang memiliki bagian yang sama. Paramecium dapat melakukan pembelahan sampai empat kali sehari.

Reproduksi secara generatif dilakukan dengna cara konjugasi yaitu, awalnya dua Paramecium saling mendekatkan mulut selnya, kemudian membran sel pecah, dan terjadilah hubungan sitoplasma yang menyebabkan tiga mikronukleus melebur, dan mikronukleus satunya membelah secara meiosis, kemudian terjadi pertukaran salah satu mikronukleus dan intinya bergabung menjadi satu (sinkarion). Paramecium yang berkonjugasi memisahkan diri, dan inti selnya membelah secara mitosis sebanyak tiga kali, sehinga Parameciummemiliki delapan inti sel. Kemudian tiga inti melebur, empat inti membentuk makronukleus, dan satu inti menjadi mikronukleus. Selanjut nya membelah lagi dua kali berturut-turut dan menghasilkan empat Paramecium baru.

2. Balantidium Coli
Balantidium coli dapat ditemukan hidup di dalam usus besar manusia, babi dan juga kera. Dalam keadaan imunitas seseorang turun, atau bertambahnya mikroorganisme yang bersifat patogen bagi tubuh manusia didalam usus, dapat menyebabkan gangguan atau penyakit pada perut. Penyakit ini biasanya bermanifestasi sebagai salah satu diare. Penyakit diare yang disebabkan oleh Balantidium coli disebut dengan Balantidiosis atau Ciliata disentri. Ciliata ini dapat dijumpai di daerah tropis dan sub-tropis.

3. Didinium
Didiniummerupakan ciliata yang menghuni ekosistem yang perairan, Ciliata ini bersifat sebagai Predator terhadap Paramecium. Didinium berbentuk hampir menyerupai bola, iya memiliki makronukleus yang berwarna agak gelap dan tampak seperti dua mata jika dilihat secara sekilas.
Ia juga memiliki mulut sel atau sistosoma dan silia yang mengelilingi tubuhnya

4. Stentor
Stentor merupakan Ciliata yang berbentuk seperti terompet. Tubuhnya juga dilengkapi dengan sistem pencernaan yang kompleks yang dimulai dengan mulut sel.
Stentor juga memiliki dua vakuola dan dua nukleus. Makronukleusnya disebut juga dengan otak, sedangkan mikronukleusnya juga berfungsi sebagai genitalia dan reproduktif. Ia juga memiliki otot dan juga mitokondria sebagai penghasil energi.
Ciliata ini biasa hidup bebas di air tawar baik yang mengalir maupun tergenang. Stentor akan memakan ciliata yang berukuran lebih kecil.

5. Vorticella
Vorticella memiliki bentuk tubuh yang berbentuk seperti lonceng dengan tangkai yang panjang melekat pada substrat. Tangkai tersebut ada yang berbentuk lurus maupun spiral. Silia vorticella hanya terdapat disekitar mulut.
Vorticella dijumpai hidup bebas di air tawar. Makanannya berupa bakteri maupun sisa-sisa bahan organik yang terdapat di dalam air dan masuk mengalir bersama aliran air melalui celah mulutnya.

Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Struktur Flagellata

Postingan kali ini membahas tentang Flagellata dengan fokus bahasan meliputi Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Struktur Flagellata. Mari simak uraian berikut dengan seksama.

A. PENGERTIAN FLAGELLATA
Flagellata merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin flagel yang berarti cambuk. Flagellata juga dikenal dengan sebutan Mastigophora, dimana dalam bahasa Yunani terdiri dari kata mastig yang berarti cambuk dan phoros yang berarti gerakan. Oleh karena itu, Flagellata diartikan sebagai protozoa yang pergerakannya dengan menggunakan flagel (bulu cambuk). Letak flagel bisa di anterior (ujung depan sel) maupun posterior (belakang). Flagel tersebut berguna sebagai alat indera karena pada permukaan flagel tersebut terdapat sel-sel reseptor. Selain itu, flagel juga digunakan sebagai alat menangkap makanan pada Flagellata.

B. CIRI-CIRI FLAGELLATA
Flagellata merupakan salah satu jenis protozoa yang memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan protozoa lainnya. Adapun ciri-ciri Flagellata secara umum, meliputi:

Flagellata

  • Flagellata pergerakannya menggunakan bulu cambuk (flagel),
  • Flagellata merupakan organisme yang hidupnya ada yang soliter maupun berkoloni,
  • Morfogenesis (bentuk tubuh) Flagellata bersifat polimorfik (menyerupai berbagai bentuk morfologi), ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan lainnya,
  • Flagellata ada yang memiliki mitokondria dan ada yang tidak,
  • Tubuh Flagellata dilindungi oleh selaput fleksibel yang disebut pelicle, sedangkan bagian luarnya dilapisi selaput plasma,
  • Flagellata memiliki tubuh yang tetap meskipun tidak memiliki rangka luar,
  • Flagellata tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga bersifat mikroskopis,
  • Sistem reproduksi Flagellata dengan cara aseksual yaitu pembelahan biner arah membujur,
  • Flagellata memperoleh nutrisi dengan bersifat holozoik, holofilik, maupun saprofitik.
  • Holozoik artinya Flagellata memperoleh nutrisi dengan cara memakan organisme lain yang berukuran kecil. Holofilik artinya Flagellata memperoleh makanan dengan cara mensintesis makanannya sendiri dari organisme yang telah mati, sedangkan saprofitik ialah sifat parasit Flagellata dengan menempel pada inangnya untuk memperoleh makanan.
  • Habitat Flagellata di air tawar dan air laut,
  • Hidup secara parasit atau simbiosis mutualisme.


C. KLASIFIKASI DAN STRUKTUR TUBUH FLAGELLATA
Flagellata merupakan protozoa yang memiliki variasi jenis yang dinilai berdasarkan indikator tertentu. Berdasarkan indikator itu juga struktur tubuh flagellata dapat diidentifikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, yang menjadi indikator tersering dalam pengklasifikasian Flagellata ialah bentuknya. Nah, jika dinilai berdasarkan bentuknya, Flagellata dapat dibedakan menjadi berikut ini:

1. Fitoflagellata
Fitoflagellata merupakan Flagellata yang berbentuk seperti tumbuhan. Flagellata golongan ini dapat melakukan fotosintesis karena memiliki kromatofora/klorofil. Struktur tubuh fitoflagellata pada bagian luar terdapat lapisan pembungkus  yang mengandung protein yang disebut pelikel yang terbentuk dari selaput plasma. Namun tubuh Fitoflagellata ada juga yang diselulubungi membran selulosa, seperti volvox.


Flagellata golongan ini dapat bereproduksi secara seksual dengan konjugasi maupun aseksual dengan membelah diri. Pencernaan makanan flagellata golongan ini dapat bersifat holozoik, holofoik, maupun saprofitik.Habitat utama Fitoflagellata dapat berupa peraian bersih maupun kotor.

Fitoflagellata dapat dibedakan menjadi 3 kelas, meliputi:

a. Euglenoida
Euglenoida merupakan protozoa golongan Fitoflagellata yang tubuhnya menyerupai gelendong yang diselubungi pelikel. Salah satu contohnya, yaitu Euglena viridis.
Euglena viridis merupakan Euglenoida yang bersifat holozoik dan holofilik. Struktur tubuhnya yakni meruncing pada ujung tubuhnya dengan satu buah flagel di bagian anterior dan tumpul pada bagian posteriornya. Pada ujung anterior tubuhnya juga terdapat celah sempit yang meanjang ke posterior dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Selain itu,  Euglena viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna gelap) yang fungsinya itu untuk membedakan antara warna yang gelap dan terang. Stigma dapat membedakan warna tersebut karena memiliki kumpulan pigmen yang peka terhadap cahaya.  Euglena viridis, biasanya berukuran mikro yaitu kisaran 35-60 mikron.

b. Dinoflagellata
Dinoflagellata merupakan golongan Fitoflagellata dengan bentuk tubuh bervariasi, ada yang lonjong dengan warna kecoklatan maupun kekuningan. Dinoflagellata memiliki flagel yang letaknya di cekungan transversal yang mengelilingi tubuh. Namun, banyak spesies ini yang kehilangan flagelnya yang kemudian tumbuh sebagai fase vegetatif non-motil.

Contoh protozoa yang termasuk kelompok Dinoflagellata salah satunya yaitu Nocticula miliaris. Nocticula miliaris dilengkapi sepasang flagel dengan ukuran yang tidak sama panjang. Habitat utama Nocticula miliaris ialah di air laut yang hidupnya bersifat simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Jika Fitoflagellata golongan ini terkena rangsangan mekanik, maka Nocticula miliaris dapat mencarkan sinar (biominense).  Berbeda dengan euglenoida, nocticula miliaris cenderung berukuran besar.

c. Volvocida
Volvocida merupakan golongan Fitoflagellata yang berkoloni dan berbentuk bulat. Contoh golongan ini salah satunya ialah Volvox globator. Karakteristik Volvox yaitu terdiri dari ribuan sel dengan masing-masing sel memiliki dua flagel, inti vakuola kontraktil, stigma, kloroplas, dan eyepost. Vakuola tersebut berfungsi mengeluarkan kelebihan air dari sel serta mengukur tekanan osmosis, sedangkan eyepost ini berperan dalam membantu Volvox yang berkoloni berenang menuju cahaya. Sel-sel yang terdapat pada Volvocida akan dihubungkan dengan benang-benang pada protoplasma yang nantinya akan membentuk hubungan fisiologis.

d. Zooflagellata
Zooflagellata disebut sebagai protozoa paling primitif dibandingkan jenis protozoa lainnya. Hal tersebut dikarenakan, Zooflagellata merupakan protozoa yang mangalami transisi dari bentuk organisme prokariotik menjadi eukariotik. Oleh karena itu, Zooflagellata merupakan Flagellata yang menyerupai hewan dan tidak memiliki kloroplas sehingga bersifat heteretrof (tidak dapat menghasilkan makanan sendiri).


Struktur tubuh Zooflagellata mirip leher porifera dan memiliki flagel yang berfungsi sebagai alat gerak dan menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagelnya.
Cara reproduksi golongan ini ialah secara aseksual dengan pembelahan biner, sedangkan secara seksual belum didapatkan hasil penelitian yang valid. Flagellata golongan ini sebagian besar hidup secara parasit untuk mendapatkan makanan. Namun, ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain maupun hidup bebas di air tawar dan air laut. Beberapa contoh Zooflagellata diantaranya, yaitu:

e. Trypanosoma
Trypanosoma merupakan salah satu golongan Zooflagellata dengan bentuk tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk kista. Trypanosoma memiliki dua bentuk flagel dalam siklus hidupnya. Pada fase intraseluler, Trypanosoma memiliki flagela dan akan menghilang pada fase ektraseluler. Habitat utamanya biasanya bersifat parasit pada sel darah merah, sel darah putih, dan sel hati tubuh vertebra inangnya. Trypanosoma menginvasi inang melalui hospes perantara seperti hewan-hewan pengisap darah.

Beberapa contoh Trypanosoma, diantaranya meliputi:
  • Trypanosoma cruzi, sering menyebabkan anemia pada anak kecil atau lebih sering dikenal sebagai penyakit cadas.
  • Trypanosoma evansi, sering menyebabkan penyakit malas pada ternak dengan hospes perantaranya berupa lalat tse-tse.
  • Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiensis, sering menyebabkan penyakit tidur pada manusia.
  • Trypanosoma lewisi, bersifat parasit pada tikut dengan hospes perantaranya ialah lalat tse-tse.


f. Leishmania
Leishmania merupakan protozoa golongan Zooflagellata yang biasanya menyebabkan penyakit pada sel-sel endotelium (sel epitelium yang melapisi jantung, pembuluh darah, dan pembuluh limfa). Berikut ini beberapa contoh Leishmania dan habibat hidup serta penyakit yang disebabkannya:

  • Leishmania donovani, habitatnya di sekitar laut tengah, India dan Mesir. Leishamnia ini sering menyebabkan penyakit kalazar.
  • Leishmania tropica, habitat dominannya di Asia dan sebagian di Amerika Selatan.  Leishmania tropica banyak menyebabkan penyakit kulit yang sering disebut sebagai oriental sore. Oriental soredisebabkan oleh Leishmania tropicadengan strain yang berlainan, (1) Leishmania kulit tipe kering atau urban yang menyebabkan penyakit menahun, (2) Leishmania kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut. 
  • Leishmania brasiliensis, habitanya di Meksiko dan Amerika Tengah serta Selatan. Leishmania jenis ini sering menyebabkan penyakit kulit.


Demikian pembahasan kali ini terkait dengan Flagellata dengan fokus bahasan meliputi Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Struktur Flagellata. Semoga informasi yang kami sajikan bermanfaat.

Pengertian, Fungsi dan Macam-macam Bioma

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas mengenai BIOMA, yang terdiri dari Pengertian Bioma, Fungsi Bioma, Macam-macam Bioma, dan Hal yang Mempengaruhi Bioma. Langsung saja kita masuk ke dalam pembahasannya.

A. PENGERTIAN BIOMA
Bioma ialah ekosistem yang terbentuk oleh karena kesamaan antara sifat geografis dan iklim. Bioma merupakan ekosistem-ekosistem yang besar dan luas yang terdiri dari kumpulan flora dan faunanya yang khas. Proses pembentukan dan pembagian bioma didasarkan oleh perbedaan letak geografis dan astronomis. Pada umumnya, bioma terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai (decomposer) yang didalamnya terjadi siklus yang diawali oleh tumbuhan.

Persebaran Jenis Bioma di Seluruh Dunia

Beberapa bagian bumi memiliki jumlah makhluk hidup dan bukan makhluk hidup dalam jumlah yang berbeda, dan ini merupakan dasar pembagian bioma. Struktur tumbuhan, jenis daun, jarak antar tumbuhan, dan iklim juga merupakan factor penentu bioma. Bioma sendiri tidak bisa dibedakan menurut genetic, taksonomi, atau kesamaan sejarah, berbeda dengan zona flora dan fauna.

Di dalam bioma, banyak hewan dan tumbuhan yang menunjukkan adaptasi serupa untuk dapat menyesuaikan diri mereka dengan lingkungan tempat tinggalnya tersebut. Contohnya seperti pohon kaktus yang memiliki duri dan daun sukulen, itu merupakan bentuk adaptasi terhadap iklim gurun.

B. FUNGSI BIOMA
Para ahli mengatakan bahwa terdapat beberapa fungsi dilakukannya pembagian beberapa daerah bumi menjadi bioma-bioma tertentu. Seperti yang telah disbeutkan sebelumnya, para ahli membagikan jenis-jenis bioma berdasarkan letak geografis dan astronomisnya. Fungsi-fungsi tersebut yaitu:

  • Mempermudah untuk dilakukan penataan suatu populasi
  • Dapat diketahui jenis-jenis tumbuhan dan hewan berdasarkan cara hidupnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
  • Mempermudah untuk melakukan pendataan jenis-jenis tumbuhan dan hewan
  • Dengan adanya pengelompokan, maka dapat memudahkan pengelompkan hewan serta tumbuhan yang baru ditemukan


C. MACAM-MACAM BIOMA
Bioma secara fiundamental terbagi menjadi bioma terrestrial dan bioma air. Macam-macam buioma diteuntukan oleh sifat tanah, curah hujan, suhu, intensitas cahaya matahari, dan durasinya, topografi, dan hambatan geografis.

Para ahli telah mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 14 bioma yang ada di di dunia. Namun, hanya 7 bioma yang dapat diterima secara luas. Ke-7 bioma tersebut ialah:

1. Bioma Stepa
Bioma stepa atau yang disebut juga dengan bioma padang rumput merupakan bioma yang menjadikan padang rumput sebagai flora utamanya. Persebaran bioma ini meliputi daerah yang tidak memiliki curah hujan yang tinggi di sepanjang iklim tropis dan subtropis. Persebaran bioma stepa di dunia ialah di benua Australia (padang Gibson), afrika utara (gurun sahara), asia (takla makan), brazilia, (campos), amerika serikat (great basin), argentina, serta di Indonesia sendiri. Untuk di Indonesia, bioma stepa dapat dijumpai di daerah Jogjakarta, Sumbawa, nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Ciri-ciri bioma stepa ialah:
  • Tingkat deflasi yang tinggi 
  • Tanah pasir tandus karena tidak mengandung air 
  • Suhu udara di siang 45 derajat celcius dan di malam hari sekitar 0 derajat celcius
  • Curah hujan yang sangat rendah, yaitu kurang lebih hanya 25 mm/tahun
  • Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah dikarenakan oleh kurangnya curah hujan
  • Evaporasi (penguapan) tumbuhan yang tinggi yang lebih cepat dari prepitiasi (hujan), karena udara yang kering dan tingkat oenyerapan yang lambat 
  • Tingkat deflasi yang tinggi


Oleh karena kondisi bioma stepa yang sangat panas dan kering ini, maka tidak banyak hewan maupun tumbuhan yang dapat hidup disini. Beberapa tumbuhan yang terdapat di bioma stepa seperti kaktus dan rumput liar. Sedangkan hewan yang dapat bertahan di bioma ini seperti kuda, kambing, dan kerbau yang berdarah panas. Juga terdapat ular-ular tertentu dan juga kalajengking yang hidupnya dapat menyesuaikan diri di lingkungan seperti ini.

2. Bioma Tundra
Bioma tundra hanay terdapat di bumi sebelah utara dan sebgaian lagi di belahan bumi selatan. Bioma tundra terbentuk oleh karena lingkungan alam yang gelap atau tidak menerima cahaya matahari selama berbulan-bulan. Pada bioma tundra, tidak dapat ditemukan pepohonan, tetapi hanya sebatas tumbuhan kecil seperti rumput dan lumut, terutama sphagnum dan lichens.

Sedangkan hewan yang dapat ditemukan di bioma tundra ialah seperti brung hantu salju, beruang, rusa kutub, dan lain-lain. Berdasarkan pembagian iklim, bioma tundra terdapat di kawasan iklim es abadi (ET) dan iklim tundra (ET).

Ciri-cirinya adalah:
  • Hampir di setiap wilayahnya tertutup oleh salju/es 
  • Mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. 
  • Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar dari 30-120 hari (1-4 bulan)


3. Bioma Taiga
Bioma taiga merupakan jenis bioma yang paling luas jika dibandingkan dengan jenis bioma lainnya. Bioma ini didominasi oleh tumbuhan seperti cemara dan pinus. Bioma taiga juga memiliki danau dan rawa-rawa. Semak dan tumbuhan basah sangat jarang ditemukan di jenis bioma ini. Hewan yang ada di sini ialah moose, beruang, rubah, serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan di musim gugur.


Bioma taiga banyak ditemukan di belahan bumi sebelah utara, seperti rusia, kanada, dan Siberia utara. Pada musim dingin, di bioma taiga diliputi oleh salju yang dingin dan dalam. Sedangkan saat musim panasnya, bioma ini memiliki suhu sekitar 10°C.

Ciri-cirinya adalah:
  • Memiliki musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas sangat singkat yakni hanya berlansung 1-3 bulan. 
  • Selama musim dingin, air tanah akan berubah menjadi es yang mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah. 
  • Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, umumnya hanya terdiri atas dua atau tiga jenis tumbuhan


4. Bioma Gurun
Dikatakan bioma gurun ialah jika suatu wilayah menerima curah hujan yang sedikit, hanya sekitar 250 mm/tahun. Bima gurun atau juga sering disebut dengan bioma padang pasir sangat tidak mendukung kehidupan. Persebaran bioma gurun biasanya terletak di tengah-tengah benua, karena sebgaian besar merupakan daerah bayangan hujan. Suhu di bioma urun pada siang hari sangat panas, akan tetapi, di malam hari justru sebaliknya.

Vegetasi di bioma jenis ini rata-rata merupakan tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan, seperti kaktus dan akasia. Sedangkan hewan yang dapat ditemukan di bioma ini seperti ular pengerat dan reptile-reptil lain.

Gurun-gurun yang terdapat di dunia antara lain ialah gurun sahara di afrika, gurun simpson dan Victoria di Australia, gurun nefud dan gurun gobi di asia, dan Sonora dan atcama di benua amerika.

Ciri-cirinya adalah:
  • Memiliki curah hujan yang sangat rendah +/- 25 mm/tahun
  • Evaporasi (penguapan) tinggi dan lebih cepat daripada presipitasi (hujan) 
  • Tingkat deflasi yang tinggi
  • Memiliki perbedaan suhu udara siang dan malam yang sangat tinggi yaitu disiang hari 45 derajat celcius, malam 0 derajat celcius. 
  • Tanah pasir sangat tandus karena tidak dapat menampung air
  • Mempunyai kelembaban udara yang sangat rendah 


5. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan bioma yang terdpat di sekitaran khatulistiwa, yang berupa hutan basah dan lembab. Dikatakan hujan tropis karena bioma ini terletak di daerah dengan iklim tropis dan memiliki curah hujan yang tinggi.


Tumbuhan utama yang terdapat di bioma hutan hujan tropis biasanya berbentuk tudung dan bertingkat. Tumbuhan ini baisanya dikelompokkan menjadi 7 kelompok, yaitu pohon-pohon terna, liana, epifit, pencekik, pohon, saprofit, dan juga parasit. Hewan yang sering ditemukan ialah berupa ular dan burung.

Wilayah persebaran bioma hutan hujan tropis meliputi Indonesia, Australia bagian Utara, irian Timur, Afrika Tengah, Brazil, Amerika tengah, Asia Tenggara dan Kongo.

Ciri-cirinya adalah:
  • Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun 
  • Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 m. 
  • Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan 
  • Cabang pohon berdaun lebat dan lebar dengan hijau sepanjang tahun
  • Memiliki iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/dibawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar dengan membentuk tudung). 


6. Bioma Hutan Gugur
Bioma jenis ini terletak di kisaran 30-40 LU/LS yang memiliki iklim sedang. Bioma ini juga dikenal dengan dua sebutan, yakni bioma yang terletak di iklim tropis dengan daerah lintang rendah yang disebut dengan hutan musim tropis, sedangkan di daerah yang beriklim sedang sering disebut dengan hutan gugur.

Tanaman yang ada di bioma ini berupa beec, oak, maple, dan lian-lain. Tanaman di iklim rendah biasanya menggugurkan daunnya di musim kemarau, sedangkan tanaman di lintang sedang menggugurkan daunnya di musim gugur. Hewan yang sering ditemukan di wilayah ini seperti rakun, rusa, dan salamander.
Persebaran bioma ini dapat ditemukan di Thailand dan Indonesia, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi.

Ciri-cirinya adalah:
  • Curah hujan merata antara 75 - 1.000 mm pertahun 
  • Pohon yang bercirikan lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat
  • Memiliki jumlah/jenis tumbuhan yang relatif sedikit
  • Musim panas yang hangat dan musim dingin tidak terlalu dingin. 
  • Terdiri 4 musim ialah musim panas, gugur, dingin, semi


7. Bioma Sabana
Berdasarkan namanya, bioma sabana merupakan jenis bioma yang diselingi oleh gerombolan semka dan pohon-pohon. Bioma sabana dikelompokkan menjadi 2 macam berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, yaitu bioma sabana murni dan bioma sabana campuran.

Bioma saban murni ialah bioma sabana yang terdiri dari satu jenis pohon saja, sedangkan bioma sabana campuran ialah sabana yang memiliki tumbuhan penyusun lebih dari satu jenis. Persebaran bioma sabana meliputi Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).

Ciri-cirinya adalah:
  • Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis) 
  • Memiliki curah hujan antara 100-150 mm/tahun
  • Curah hujan yang sedang dan tidak teratur
  • Porositas (air yang meresap ke tanah) dan drainase (pengarian) cukup baik


D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIOMA
Ada beberapa factor yang menjelaskan mengapa bioma terbagi ke dalam beberap akelompok. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan terbaginya bioma-bioma seperti yang telah disebutkan di atas. Faktor tersebut yaitu:

1. Iklim
Iklim merupakan keadaan keadaan rata-rata cuaca yang dapat terjadi di suatu wilayah yang luas, dan dihitung berdasarkan perhitungan waktu yang lama (kurang lebih 30 tahun). Unsur-unsur iklim yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, awan, angin, dan hujan.

2. Letak Geografis
Letak geografis ialah letak suatu daerah jika dilihat dari kenyataannya di bumi, atau posisi daerah itu sendiri di bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis juga ditentukan oleh segi astronomis, geologis, fisiografis, dan social budaya daerah itu.

3. Curah Hujan
Ketinggian air hujan yang tertampung di suatu tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir disebut dengan curah hujan. Jika curah hujan suatu daerah dikatakan 25 mm, itu artinya dalam luasan 1 meter persegi di tempat yang datar, dapat tertampung air hujan setinggi 25 milimeter. Curah hujan berbeda dengan intensitas hujan. Intensitas hujan ialah banyaknya curah hujan per satuan jangka waktu tertentu, seperti 25 mm/tahun.

4. Intensitas Cahaya Matahari
Intensitas cahaya matahari merupakan banyaknya energi berupa cahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah per satuan luas dan waktu. Intensitas cahaya matahari sudah berupa lamanya cahaya matahari bersinar dalam satu hari.


Inilah pembahasan kita kali ini mengenai BIOMA, semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian. J