Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning - Hallo sahabat https://clesteesinn.blogspot.com/, Pada sharing Informasi kali ini yang berjudul Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning, saya telah menyediakan Informasi Terlengkap Untuk Anda. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia Informasinya.
Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning
Selamat datang di softilmu blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi ilmu tentang KLONING, beberapa topik pembahasan utamanya adalah Pengertian Kloning, Sejarah Perkembangan Kloning, Jenis – Jenis Kloning, dan Teknik Kloning, . Semoga ilmunya dapat bermanfaat ya J
A. PENGERTIAN KLONING
Kloning merupakan suatu proses reproduksi yang bersifat aseksual untuk menciptakan replika yang tepat bagi suatu organisme. Teknik kloning akan menghasilkan suatu spesies baru yang secara genetik persis sama dengan induknya yang biasanya dikerjakan di dalam laboratorium. Spesies baru yang dihasilkan tersebut disebut klon. Klon tersebut diciptakan oleh suatu proses yang disebut transfer inti sel somatik.
Transfer inti sel somatik ini merupakan suatu proses yang mengacu pada transfer inti dari sel somatik ke sel telur. Sel somatik tersebut adalah semua sel di tubuh kecuali kuman. Adapun mekanismenya, inti sel somatik akan dihapus dan dimasukkkan ke dalam telur yang tidak dibuahi yang memiliki inti yang telah dihapus. Telur dengan intinya tersebut akan tetap dijaga hingga menjadi embrio. Embrio ini kemudian akan ditempatkan di dalam ibu pengganti dan berkembang di dalam ibu pengganti.
Namun dalam perkembangannya metode transfer inti sel somatik memiliki dua teknik kloning, yaitu teknik Roslin dan teknik Honolulu. Kedua teknik tersebut hanya berbeda dalam proses pengkloningannya saja, sedangkan spesies yang dihasilkan tetap indentik genetiknya dengan sel induk.
PENGERTIAN, SEJARAH, TEKNIK, dan JENIS KLONING |
B. SEJARAH PERKEMBANGAN KLONING
Istilah kloning pertama kali diperkenalkan oleh Gurdon dengan melakukan percobaan pada berudu pada tahun 1960. Dalam percobaannya tersebut, Gurdon berhasil melahirkan berudu baru yang identik dengan sel induk namun berudu tersebut tidak dapat bermetamorfosis menjadi individu dewasa yang akhirnya mati terurai oleh air.
Percobaan kedua dilakukan pada tahun 1980 oleh sekelompok tim ilmuwan di Granada yang mengadaptasi teknik kloning dengan transfer nukleus pada ternak sapi untuk memperbanyak produksi daging sapi. Salah satu ilmuwan Granada yang menyumbangkan gagasan dan hasil nyata dari teknik kloning pada tahun yang sama yaitu Steen Willadsen. Willadsen mengembangkan teknik kloning yang dilakukan Gurdon. Willdsen mencoba melakukan kloning pada domba dengan menggunakan embrio domba dan kemudian menanamnya ke dalam sel telur domba target dengan membuang nukleusnya. Dari hasil kloningnya, Willdsen berhasil menemukan lima embrio domba yang kemudian teknik kloing tersebut juga diterapkannya pada klonning sapi bekerja sama dengan perusahaan ternak di Texas yang diwakili oleh Dr. Charles, Dr. Frank Barnes, dan Dr. Ian Wilmuth. Hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut tidak berlangsung sesuai harapan. Spesies sapi yang baru dihasilkan cenderung abnormal, ada yang bobotnya mencapai 180 pound yang merupakan dua kali berat normal bahkan seiring pertumbuhannya banyak sapi yang terkena penyakit diabetes dan penyakit gangguan fungsi organ lainnya.
Tahun 1997, dengan mengadopsi teknik kloning yang pernah ia lakukan bersama timnya, setelah melakukan 277 kali percobaan Dr. Ian Willmuth berhasil membuktikan bahwasanya teknik kloning dapat dilakukan pada mamalia dewasa yaitu domba yang kita kenal sebagai domba Dolly. Domba Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seekor domba betina. Dr. Willmuth memeanfaatkan kelenjar susu dari domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Penggabungan kedua sel tersebut memanfaatkan tegangan listrik 25 Volt yang pada akhirnya terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nukleus dengan sel kelenjar susu domba finndorsat. Di dalam tabung percobaan hasil fusi ini akan berkembang menjadi embrio yang selanjutnya akan dipindahkan ke rahim domba blackface. Sehingga spesies baru yang dilahirkan ialah spesis dengan ciri yang identik dengan domba finndorset. Teknik kloning domba inilah yang hingga sekarang banyak menjadi referensi para ilmuwan dalam melakukan pengembangan teknik kloning.
C. JENIS JENIS KLONING
Teknik kloning merupakan suatu proses yang terus menjadi topik perbincangan meski hasil yang didapat belum ada yang sempurna. Seiring perkembangannya, telah banyak macam teknik kloning yang diperkenalkan para ilmuwan, diantara sebagai berikut:
1. Kloning DNA Rekombinan
Kloning DNA rekombinan prinsipnya yaitu memindahkan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik. Misalnya, penyisihan DNA plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Prinsip kloning reproduktif yaitu menghasilkan hewan yang identik dengan sel donor. Misalnya, kloning pada domba Dolly melalui proses SCNT (Somatic Cell Nuklear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik merupakan teknik kloning yang tujuannya berbeda dengan dua jenis kloning sebelumnya. Teknik ini dilakukan bukan untuk menghasilkan spesies baru, tetapi untuk memproduksi embrio manusia yang nantinya akan dijadikan bahan penelitian dalam menilai perkembangan manusia serta penyembuhan penyakit.
D. TEKNIK KLONING
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, teknik kloning menganut metode yang sama yaitu transfer inti sel somatik. Hanya saja, dalam pengaplikasian metode tersebut terdapat dua teknik yang berbeda. Berikut ini penjelasan dua teknik yang dimaksudkan tersebut.
1. Teknik Roslin
Teknik Roslin merupakan teknik pengkloningan yang dikembangkan di Roslin Institute. Percobaan yang dilakukan yaitu membuat boneka dengan mengadaptasi pada teknik kloning. Tahapan yang mereka lakukan yakni diawali dengan sel-sel somatik yang dibiarkan untuk terus tumbuh dan membelah sehingga kemuadia kehilangan nutrisi untuk menginduksi sel-sel ke tahap ditangguhkan atau tidak aktif. Kemudian, sel somatik ini didekatkan dengan sel telur yang intinya telah dilepaskan yang kemudian memanfaatkan pulsa listrik. Proses tersebut memungkinkan akan berkembang menjadi embrio yang kemudian ditanamkan ke pengganti.
2. Teknik Honolulu
Teknik Honolulu dikembangkan di University of Hawaii oleh Dr. Teruhiko Wakayana. Prinsip Dr. Wakayana yakni menghapus inti dari sel somatik yang kemudian dimasukkan ke dalam telur yang intinya telah dihapus. Telur kemudian ditetesi larutan kimia tertentu yang biasanya akan tumbuh menjadi embrio. Embrio yang terbentuk ditanamkan ke pengganti dan dibiarkan berkembang. Harapan pengembangan teknik ini ialah dapat digunakan dalam meneliti dan mengobati penyakit manusia dan mengubah genetik hewan untuk produksi organ transpalntasi manusia.
Jadi, pada prinsipnya suatu proses transfer nukleus dalam teknik kloning sebaiknya dilakukan pada fase diam sel sehingga tidak merusak siklus nukleus dan sub protein yang mengelilinginya.
Nah itulah postingan softilmu kali ini tentang KLONING, semoga ilmunya dapat bermanfaat ya. Apabila masih ada yang ingin ditanyakan silahkan pertanyaannya diisikan di kotak komentar di bawah ini. Kami akan berusaha merespon dengan cepat dan tepat. Terimakasih telah berkunjung di softilmu. Jangan lupa like, follow, dan komentarnya ya J
Demikianlah Artikel Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning
Sekian Informasinya Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan kali ini.
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian, Sejarah, dan Teknik Kloning"
Posting Komentar