Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia

Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia - Hallo sahabat https://clesteesinn.blogspot.com/, Pada sharing Informasi kali ini yang berjudul Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia, saya telah menyediakan Informasi Terlengkap Untuk Anda. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia Informasinya.


Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Hormon, Mekanisme Kerja Hormon, dan Kelenjar yang Menghasilkan Hormon. Pembahasan kali ini mungkin akan sedikit panjang, tapi kami akan menampilkan banyak gambar untuk memperjelas pembahasan.

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi organ target.

Hormon
(http://www.southfloridamedspa.com/wp-content/uploads/2013/08/hormone-replacement-boca-raton-fl.jpg)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem endokrin dapat berkomunikasi dengan jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar.

Tidak seperti sistem saraf [baca : Perjalanan Impuls Saraf], pengaruh hormon berjalan lambat, tetapi karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada jaringan dan organ menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, ada pula hormon yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan oleh sel saraf tersebut dinamakan neurohormon.

Hormon diproduksi berdasarkan mekanisme kerja umpan balik. Artinya kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon lain.

Perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon
1. Sistem saraf
  • Sinyal yang dibawa berupa impuls saraf
  • Impuls saraf berjalan cepat karena dihantarkan melalui serabut saraf
  • Organ target biasanya khusus, misal jika kaki terkena paku, impuls khusus dari kaki kembali lagi ke kaki
  • Tanggapan organ target berlangsung cepat
 2. Sistem hormon
  • Sinyal yang dibawa berupa cairan hormon
  • Efek hormon berjalan lambat karena dihantarkan melalui sistem peredaran darah
  • Organ target ada yang khusus ada pula yang umum. Misalnya hormon vasopressin berpengaruh pada penyerapan air di ginjal, sedangkan hormon pertumbuhan berpengaruh ke seluruh tubuh.
  • Tanggapan organ target ada yang cepat, ada yang lambat.



Di dalam tubuh manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon, yaitu hipotalamus, pituitari, pineal, tiroid, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, ovarium (pada wanita), dan testis (pada laki-laki).

1. Hipotalamus

Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostasis. Hipotalamus mempunyai sel-sel saraf khusus yang memproduksi neurohormon. Neurohormon ada yang berfungsi sebagai faktor pencetus dan ada pula yang berfungsi sebagai faktor penghambat. Hormon yang berperan sebagai faktor pencetus akan dihasilkan dan dibawa melalui pembuluh darah portahipotalamohipofisismenuju ke hipofisis. Jika hormon itu tiba di hipofisis, maka hipofisis akan mengeluarkan hormon yang sesuai.

Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan hipotalamus beserta fungsinya:
  • Hormon pencetus kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF) à Merangsang lobus anterior hipofisis agar mensekresi Adenocorticotropic Hormone (ACTH)
  • Hormon pencetus hormon pertumbuhan atau Growth Hormone Releasing Faktor (GRF) à Merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan Somatotrophic Hormone (STH)
  • Hormon pencetus tirotropik atau Tyrotrophic Releasing Factor (TRF) à Merangsang lobus anterior agar mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
  • Hormon pencetus hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor (FRF) à Merangsang lobus anterior mensekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • Hormon pencetus hormon LH atau Luteinizing Hormone Releasing Factor (LRF) à Merangsang lobus anterior mensekresi LH (Luteinizing Hormone)


Neurohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat, misalnya Prolactin Inhibiting Factor(PIF) berfungsi untuk menghambat pengeluaran prolaktin. Hipotalamus juga menghasilkan hormon yang bukan faktor pencetus. Hormon ini diangkut oleh neurit sel-sel neurosekresi ke dalam hipofisis bagian belakang. Hormon-hormon tersebut adalah vasopressin (mempengaruhi pengeluaran air pada urine) dan oksitosin(mempengaruhi kontraksi uterus).

2. Hipofisis (Kelenjar Pituitari)

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi 3 bagian (lobus), yaitu bagi anterior, tengah, dan posterior. Lobus tengah hanya terdapat pada saat kita bayi, kemudian akan hanya tinggal sisa saat sudah beranjak dewasa. Kelenjar hipofisis memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh, sehingga kelenjar ini disebut “master of glands” karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon setelah mendapat kiriman sinyal (berupa hormon) dari kelenjar hipofisis.

Untuk lebih jelasnya silakan baca artikel lengkapnya :


3. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terletak di otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun sesuai siklus diurnal. Kadar melatonin paling tinggi terjadi di malam hari sehingga membuat kita mengantuk; sedangkan pada siang hari kadarnya hanya sedikit. Kelenjar pineal diduga membantu mengatur siklus proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan suhu tubuh.

4. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu hormon tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O2 dan CO2, mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.

Kelenjar Paratiroid dan Tiroid
(http://www.parathyroidglands.com/images/parathyroid-glands-2.jpg)

Kekurangan hormon tiroksin pada masa anak-anak dapat menyebabkan kretinisme, yaitu terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Kekurangan homo tiroksin pada orang dewasa menyebabkan mixudema, dengan gejala proses metabolisme menurun, berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban, kulit tebal, dan rambut rontok. Kelebihan tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan penyakit “Grave’s disease” atau penyakit gondok eksoftalmus. Tanda-tanda penyakit tersebut adalah mata menonjol, mudah gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, dan insomnia. Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi dengan menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.

Tiroksin mengandung banyak iodin, kekurangan iodin dalam waktu lama dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar harus bekerja keras agar produksi tiroksin terjamin. Akibatnya kelenjar gondok mengembang dan muncullah penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerah-daerah yang kekurangan iodin, misalnya daerah pegunungan atau daerah perbukitan. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, misalnya ikan laut, atau menggunakan garam beriodin.


5. Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)

Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau disebut juga dengan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid untuk mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. Kerja hormon ini sinergis dengan vitamin D [baca juga : Pengertian dan Jenis-jenis Vitamin].

Jika seseorang mengalami defisiensi (kekurangan) hormon paratiroid akan mengakibatkan tetani, dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, susah tidur, dan merasa kesemutan.

Kebalikannya pula, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan kelainan pula, yaitu menyebabkan kalsium dan fosforus dalam tulang akan dikeluarkan dan dialirkan ke dalam serum darah sehingga penderita akan mudah untuk mengalami patah tulang, serta dalam urine akan mengandung banyak kapur dan fosforus, sehingga memperbesar kemungkinan untuk menimbulkan batu ginjal yang jika sudah parah dapat mengakibatkan kegagalan ginjal [baca : Pengertian,Fungsi, dan bagian-bagian Ginjal]

6. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)

Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) atau kelenjar suprarenal terletak di atas (kutub) setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri dari bagian luar berwarna kekuningan yang disebut korteks dan bagian dalam yang disebut medula. Setiap bagian tersebut menghasilkan hormon yang berbeda,

1. Bagian Medula
  • Hormon adrenalin (epinefrin) àmempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan darah, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
  • Hormon noradrenalin (norepinefrin) àmenurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin bekerja antagonis
 2. Bagian Korteks
  • Hormon Glukokortikoid (kortisol, kortikosteron) à menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, serta mengurangi kekebalan.
  • Hormon Mineral kortikoid (aldosteron) àRegulasi Na+ dan K+, meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh, dan regulasi air.



Adrenalin berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Kedua hormon tersebut bekerja secara berlawanan, namun tujuannya sama yaitu mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal.

Kelenjar Adrenal
(http://healthcarehubindia.com/media/wysiwyg/Adrenal_Cortex.jpg)

Apabila kita terkejut, maka hormon adrenalin akan dilepaskan yang mengakibatkan denyut jantung meningkat. Hormon adrenalin diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengubah glikogen menjadi glukosa yang digunakan dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi. Hormon adrenalin juga mengakibatkan saluran bronkiolus melebar, pupil mata melebar, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Kurang berfungsinya kelenjar adrenal akan mengakibatkan penyakit Addison, yang mempunyai gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, terasa sakit di dalam tubuh, dan meningkatnya pigmen melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal mengakibatkan tumor kelenjar adrenal yang menyebabkan penyakit sindrom cushing dengan gejala yang terlihat badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti “bulan purnama”, adanya “punuk lembu” di punggung, dan perutnya menggantung. Kulit wajah juga memerah, hipertensi dan mudah stres.

7. Pankreas

Pada pankreas terdapat kelompok sel yang disebut dengan pulau Langerhans. Pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik. Kekurangan hormon ini akan mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi glikogen untuk disimpan di dalam otot sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit kencing manis (diabetes melitus). Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
ArtikelPenunjang : Pengertian, Fungsi, dan Struktur Pankreas

Pankreas
(https://my.bpcc.edu/content/blgy225/Hormones/pancreas.jpg)

8. Ovarium

Ovarium berbentuk seperti buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus [baca : Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya]. Selain menghasilkan ovum (sel telur), ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkannya, yaitu estrogen dan progesteron.

Ovarium
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

  • Estrogen, dihasilkan oleh folikel Graff. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi hormon estrogen adalah merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku seksual.
  • Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron dirangsang oleh LH. Fungsi hormon ini adalah untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu.


9. Testis

Testis
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

Testis adalah organ reproduksi laki-laki, berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron [Baca : Alat Reproduksi Priadan Fungsinya]. Sekresi hormon ini dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada masa pubertas. Hormon testosteron berpengaruh terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.


Inilah pembahasan kita mengenai Pengertian Hormon, Mekanisme Kerja Hormon, dan Kelenjar yang Menghasilkan Hormon, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua J

Demikianlah Artikel Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia

Sekian Informasinya Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan kali ini.

Anda sedang membaca artikel Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia dan artikel ini url permalinknya adalah https://clesteesinn.blogspot.com/2015/06/pengertian-fungsi-mekanisme-kerja.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengertian, Fungsi, Mekanisme Kerja Hormon Pada Manusia"

Posting Komentar